Jumat, 28 November 2014

Disappointment is Like This ....

Ini adalah tulisan mengenai kekecewaan yang saya rasakan. Saya tulis tanggal 20 Oktober 2014. Sempat saya publish di blog saya yg lain.

Disappointment is Like This .....

When I Love You

Saya bersyukur saya bisa dekat dengan mu. Saya bersyukur perasaan yang selama ini saya simpan tidak percuma. Saya bersyukur pernah mencoba mendekatimu. Saya bersyukur. Sangat bersyukur.
Terima Kasih :)

=================================================================

Kamis, 27 November 2014

Benefit To Life In The City

This esay I wrote for lecture task. I got all wrong for my grammar. I am so bad at it by the way. But my lecturer already check. And I got "Great" for the grade. It is bad. Maybe it same with B. 
Okay let's check ..

-----------------------------------


City is a place where many people live together. Today people more prefer to live in the city. Why? Because it is easy for them to find and do everything they want. There are some reason why people like to live in the city.

The first one is public transportation. In fact, public transportation in the city is better and more diverse than in suburb or in the village. City gives advantages to the people who live there. They can go everywhere they want easily without worrying about what transportation they have to use. For example when people want to go to in their families house about 20 km from their home, they can get taxi or bus. The other example if people want to go abroad there is an airport.

Second, the city has so many entertaiment that people can enjoy. It is not a big deal if people get bored to live in the city. Because the city provides many entertiment that can entertain the people and make their boring life gone. Entertaiment that perhaps can be enjoyed the people that live in the city is music concert. For example is music concert from local artist and international artist.

Third, education system that is more better and prestigious. The schools in the city give the students many facilities which can support student activities. It makes student ability develop quickly than student that get education in the suburb or in the village. Moreover the best university is also located in the city. And a new student that graduation can get a job more easly. Because there are many job opportunities, and good salary for people who have high education.

And the last is a medical center in the city more better than in the suburb. City has many hospitals and medical workers, it is also the benefit of living in the city. People who sick can get healthy care and precisely quickly. So they do not have to worry about the healthy problem.

Those are a few of benefit to living in the city. The essence all of that is, the city give everything people want. Transportation, healthy, education, entertiment, those are very possible to get in the city. So, will make people life more easy and please.

Sabtu, 20 September 2014

Dear My Friend

Teman memberikan banyak arti dalam sebuah kehidupan. 

Gampang berteman dengan seseorang, tapi bersahabat, bukanlah hal yang mudah.

Saya bukan orang yang dengan gampang mengakrabkan diri dengan orang lain. Butuh proses, butuh waktu.

Sering terbersit dalam pikiran saya, Apa benar mereka teman saya ? Kenapa mereka mau berteman dengan saya ? Apa mereka sedang mengkasihani saya ? dan lain sebagainya. Segala hal yang sangat buruk, dan itu terus berputar di pikiran saya.


Saya menyadari siapa diri saya. Bagaimana sifat saya. Baik, buruk, membosankan ? Saya tau. Saya Vika, saya menilai saya bukan orang yang menyenangkan untuk orang lain. Bukan orang yang ramah atau sebagainya. Menyedihkan. Dari SD sampai SMP menjadi orang yang sangat sombong sehingga banyak yang membenci. dan SMA saya menjadi orang yang super bodoh yang menjijikkan. 


Tapi Tuhan baik, mereka mengirimkan teman-teman yang sangat luarbiasa untuk saya. Disaat orang lain mengacuhkan saya seperti sampah, mereka mengulurkan tangan untuk mengangkat diri saya. Entah apa yang mereka pikirkan dalam benak mereka. Saya dengan gampang dan luluhnya mau menyambut tangan mereka.


Saya benar-benar jahat dan akan sangat keterlaluan jika apa yang saya pikirkan salah. Jika, mereka sangat tulus, jika mereka benar-benar mau bersahabat karena memang itu yang mereka inginkan. Saya akan menjadi sangat jahat.


Tapi jika semua yang saya pikirkan benar


Saya hanya bissa mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya atas diri saya. 


Saya mencintai seluruh teman-teman saya. Saya sangat berterima kasih pada mereka. Sangat-sangat berterima kasih.

Kamis, 04 September 2014

It is about my first love :)

Mungkin saya adalah salah satu orang yang ditakdirkan untuk selalu menyukai seseorang yang orang itu tak pernah sekalipun melihat ke arah saya. Katanya, suatu kebodohan jika terus terjatuh dalam lubang yang sama. Dan saya melakukan hal itu. Jadi, saya bodoh ?

Pertama kali merasakan suka dengan lawan jenis adalah saat SMP. 

Suatu hari, di siang hari yang cerah, saya dan dua orang kawan saya mencari angin dengan main-main di dekat jendela. Kami bercakap-cakap sambil melihat pemandangan sawah yang terhampar dari balik sekolah. Dan saat itu, tiba-tiba angin berhembus menerpa wajah saya, seperti di film India. Dua orang pemuda jalan di bawah jendela kelas saya [Kelas saya itu tinggi jadi jendelanya ngikut tinggi]. Yang satu tinggi, yang satu tidak tinggi, dan yang tinggi itu yang saya taksir. Saat itu saya pikir dia adalah cowok terkeren, terkece, teralim yang pernah saya lihat. A day after that, I was looking for him. I looked all the information as much as I could. Fortunately, my friend's sister was his friend, so I made her as my private spy, hehe ... 

Sedikit demi sedikit, saya mendapatkan semua data yang saya inginkan. Nama, alamat, keluarga, apapun. Dia adalah kakak kelas saya, anaknya pintar, alim, ga banyak omong, temannya kebanyakan cewek, teman cowoknya yang paling dekat [yang saya tau] ada dua. Pertama, si cowok kurang tinggi, dan yang kedua adalah cowok berkulit hitam tinggi yang sedikit melambai. Rumahnya di desa yang tak jauh dari desa saya, keluarganya punya toko cukup besar di samping lapangan desa, punya dua saudara sepupu [yang saya tau] laki-laki. Yang pertama teman saya sendiri, yang kedua entah sekolah/kerja di mana. Dari kelas 7 sampai kelas 10 saya menyukainya. 

Suatu hari, saya ditunjuk sebagai tim paduan suara untuk memeriahkan acara perpisahan angkatannya. Saat itu saya bener-bener sedih karena saya tak akan bisa tampil dalam acara angkatan. Kenapa ? saat dimana acara berlangsung, saya sedah berada di Pare, Kediri. Hari terakhir untuk melihatnya terbuang begitu saja. Dan saat itu, barulah saya merasakan bagaimana sedihnya patah hati. :''(

Pertama kali dalam hidup saya untuk menyapanya adalah saat SMA. Mungkin saya harus mengucapkan terima kasih kepada Facebook karena telah membuat saya bisa berbincang dengannya. Kalimat saya yang pertama kali saya ajukan adalah "Hai Kak..". Tak butuh lama untuk menunggu balasannya. "Hai dek". Hanya dengan salam yang sederhana, kebahagiaan mampu menemukan tempat sendiri di hati saya. Se simple ini untuk menyapa seseorang, kenapa saya tidak bisa lakukan dulu ? itu yang saya pikirkan. Ternyata hanya dengan "Hai" saya mendapat respon dari dirinya. 

Saya tanya "Mas, kenal saya ?". "Kenal lah, kamu temannya Imam kan?" dan bla bla bla dan dia bicara seputar diri saya. Saya sedikit kecewa dengan kata-kata Mas ini. bukan kecewa dengan dirinya. tapi kecewa dengan diri saya sendiri. Dia mengenal saya, kenapa dulu saya tidak berani hanya untuk dekat dengannya? Pasti akan ada cerita yang berbeda jika saya berani untuk memperkenalkan diri saya langsung, berani untuk menyapanya, walaupun hanya akan keluar kata "Hai.."

Sejak chat itu berlangsung, saya menjadi cukup dekat dengannya, dan tau lebih tentang dirinya. Dimana dia sekarang, apa pekerjaannya, dan apa kegiatannya sehari-hari. Dan saat saya tau dia sudah memiliki kekasih, saya putuskan untuk menyudahi semua perasaan yang saya punya. Karena saya tau, bagaimana dia mencintai kekasihnya tersebut, dan siapa saya di mata dia. Tidak ada kekecewaan yang terlalu besar saya pikir. Setidaknya saya pernah dekat dan saya punya kesempatan untuk memahami perasaannya. Cukup buat saya. 

Sekarang, dia bagian dari masa lalu saya. Dan saya bersyukur pernah mengetahui dirinya. Dimanapun sekarang dia berada, saya ingin mengatakan "Saya pernah mencintai anda, dan anda adalah cinta pertama bagi saya. Terimakasih :)"

Senin, 05 Mei 2014

TRIP TO RATU BOKO TEMPLE ^^

Foto-foto ini waktu trip ke Candi Boko. Tau ga ??? itu lho candinya tempatnya di deket candi Prambanan, tempatnya tinggi. kalo masih have no idea about this temple, emm... pernah liat film Keramat ?? yah ini tempat syutingnya. [itu kata temenku sih..]
Waktu bertandang ke sini, saya lagi galo berat" nya, jadi beberapa foto lagi ga banget lah, muka kucel belum di setrika.. haha :v
baru putus sih... hiks *curhat doeloe :D
sebenernya tempatnya tuh bagus, cuman belum nyampe kedalem^nya, baru nyampe gapuranya udah balik lagi ke Jogja. Cuacanya kala itu juga lagi ga mendukung banget. mendung. padahal candi boko utu bagusnya kalo lagi sunset. Foto cuma modal tab dan hape. 
Sebisa mungkin saya pingin mengabadikan momen di setiap perjalanan wisata saya. mumpung jadi mahasiswa di Jogja hahaha :v

Ever Call You Sayang ...




di dalam hati ini hanya satu namayang ada di tulus hati ku inginikesetiaan yang terindah takkan tertandingihanyalah dirimu saru peri cintaku 

Ga nyangka banget bisa ketemu manusia semacam kamu. Hanya gara-gara ketidak sengajaan kita kenal, dan sempat bersama. Walopun ga lama, tapi tetep aja berkesan buat saya. Makasih ya, (mantan) sayang ... :)
Saya pernah berpikir apa yang saya lakukan itu salah dari awal. Kalo di flashback kembali ini semua bukan 100% ketidak sengajaan saja. Jujur saya ada maksud tertentu di dalam hubungan ini. Setelah kita berhubungan beberapa saat, saya berpikir betapa jahatnya saya selama ini dengan cowok ini. 
Sering saya menelponnya dan kebanyakan saya duluan yang telpon duluan. Ga ada maksud aapun sih, hanya ingin bilang "Hallo" aja ga lebih. Hal pertama yang dia katakan pasti "Iya sayang...".  Seneng sih. Seneng kok, but there was something in deep inside my heart that, "is that nickname proper for me??". Sometimes I hurt so much because of "sayang-sayag" thing. I hate it so much, but I  like it too. 
Kita itu adalah dua manusia yang kelewat jauh beda.Dia punya segudang harapan, saya hanya begini-begini saja. Dia pintar dengan IP yang cemerlang, saya ya begini-begini saja, Dia dari Sumatra sana, saya dari Jawa. Dia  Kristen yang taat, saya Islam yang ala kadarnya. 
Sering dia mengingatkan saya tentang sholat. Jujur saya malu dengan hal tersebut, saya tidak nyaman dengan hal tersebut, tapi di satu sisi, saya tersentuh karena dia peduli dengan saya. Terimakasih beb, telah mengingatkan saya tentang kewajiban saya.