Senin, 05 Mei 2014

Ever Call You Sayang ...




di dalam hati ini hanya satu namayang ada di tulus hati ku inginikesetiaan yang terindah takkan tertandingihanyalah dirimu saru peri cintaku 

Ga nyangka banget bisa ketemu manusia semacam kamu. Hanya gara-gara ketidak sengajaan kita kenal, dan sempat bersama. Walopun ga lama, tapi tetep aja berkesan buat saya. Makasih ya, (mantan) sayang ... :)
Saya pernah berpikir apa yang saya lakukan itu salah dari awal. Kalo di flashback kembali ini semua bukan 100% ketidak sengajaan saja. Jujur saya ada maksud tertentu di dalam hubungan ini. Setelah kita berhubungan beberapa saat, saya berpikir betapa jahatnya saya selama ini dengan cowok ini. 
Sering saya menelponnya dan kebanyakan saya duluan yang telpon duluan. Ga ada maksud aapun sih, hanya ingin bilang "Hallo" aja ga lebih. Hal pertama yang dia katakan pasti "Iya sayang...".  Seneng sih. Seneng kok, but there was something in deep inside my heart that, "is that nickname proper for me??". Sometimes I hurt so much because of "sayang-sayag" thing. I hate it so much, but I  like it too. 
Kita itu adalah dua manusia yang kelewat jauh beda.Dia punya segudang harapan, saya hanya begini-begini saja. Dia pintar dengan IP yang cemerlang, saya ya begini-begini saja, Dia dari Sumatra sana, saya dari Jawa. Dia  Kristen yang taat, saya Islam yang ala kadarnya. 
Sering dia mengingatkan saya tentang sholat. Jujur saya malu dengan hal tersebut, saya tidak nyaman dengan hal tersebut, tapi di satu sisi, saya tersentuh karena dia peduli dengan saya. Terimakasih beb, telah mengingatkan saya tentang kewajiban saya.
Seiring waktu berjalan semua terasa tidak mungkin. Saya mengejar mimpi-mimpi saya di Jogja, dia mengejar mimpi-mimpinya di Bandung sana. *HUUEEEEEEEEEEE EMAAAAAAAAAKKKKKKK !!!!!!!! T.T*Pikiran-pikiran buat "putus" mulai bermunculan. makin hari makin kuat. cuma keyakinan untuk "memutuskan" itu yang susah banget. Saya menunggu untuk dia duluan yang mutusin saya. Saya rela diputusin. RELA BANGETTTT !!!!!!!!! *padahal di hati menjerit menangis* 
benteng begitu tinggi sulit untuk ku gapai ....
Suatu hari aku berkesempatan buat pulang. Ibu di rumah entah kenapa menyinggung-nyinggung soal hubungan beda agama. Beliau bilang "Ga usah aneh-aneh lah. Yang seiman aja" "Agama jangan di buat main-main Ka. Ibu ga suka !" Bagai ada petir di siang bolong,hati aku mendadak sakiiiiiiiiiiittttt banget dengernya. Bukan karena apa-apa. tapi karena saya sudah membohongi Ibu saya. dan itu sakit banget. Apakah kalo begini saya harus tetep mempertahankan hubungan tanpa masa depan ini ????? pilihannya sekarang Ibu apa sang kekasih *cieeee*
Oke, ada kesempatan putus buat mempertanyakan kelanjutan kisah aku dan cowok kece itu, saya ga sia-siakan dong. Saya ngobrol, diskusiin sama dia, mencocok kan pikiran. dan dari omongan dia, saya juga ngerasa cowok kece ini sepikiran sama saya. dan setelah beberapa menit bicara, kita PUTUS.... :')

aku untuk kamu, kamu untuk akunamun semua apa mungkin iman kita yang berbedatuhan memang satu, kita yang tak samaharuskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi ....

Oke berakhir sudah, bye beb .. ... ... . ... . . . :)

Mungkin kalo tidak terlampau jauh perbedaan kita, mungkin cerita nya bakal lain, ya gak beb??? :)
oh iya !!! fyi nich, saat hubungannya selesai, itu puncak dimana aku sayang banget sama dia. haha :D



thank you so much for everything that you gave to me. The beautiful memories, I can't forget it. You are the only one who make me "JAIM" the one who make me different only in a second. Thank you ... "WE" that word isn't special anymore, but Our memories, it is still special for me.once again, thank you for everything.thank you for "YOU":)



nyelekit bingitz -_-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar