Jumat, 28 November 2014

Disappointment is Like This ....

Ini adalah tulisan mengenai kekecewaan yang saya rasakan. Saya tulis tanggal 20 Oktober 2014. Sempat saya publish di blog saya yg lain.

Disappointment is Like This .....

Saya mengasihani diri saya yang terjebak dalam permainan cinta seorang pria. Saya baru tau akhir-akhir ini. Mungkin bukan sebuah permainan, tapi hanya apa yang dekehendaki seorang pria untuk menentukan perempuan baik bagi dirinya.
Seorang teman pria kurang lebih berkata yang bisa dimaknai seperti ini, seorang pria membuat beberapa pilihan sebelum dia menentukan perempuan terbaik untuk dirinya. Mereka membuat prioritas perempuan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Mereka perjuangkan perempuan pertama, tapi jika perempuan pertama tak merespon sang pria, dia akan memilih yang kedua dan seterusnya.
Saya memikirkan hal ini berkali-kali. Saya tidak memahaminya. Kenapa ?
Saya berkata kepada teman saya itu, jika pria bisa seperti itu, saya pun akan berbuat hal yang sama.
Dia menolak pernyataan saya. Kenapa ? karena saya seorang perempuan dan tak sepatutnya perempuan seperti itu. Pria berhak memilih wanitanya, dan wanita yang memutuskan.
Saya tidak paham. Semua serasa tidak masuk dalam pikiran saya. Kenapa ada hal seperti itu ? Menurut saya ini jahat. Seorang perempuan memilih seorang pria, satu, dan itu yang dia jadikan raja atas hatinya. Tapi, kenapa pria tidak?
Saya terlalu bodoh dan tak tahu menahu masalah cinta. Yang saya tahu, cinta itu kepercayaan dan kejujuran. Karena kebodohan tersebut, saya selalu terbutakan oleh cinta. Haha
Seorang berkata suatu hal yang membuat saya berpikir jika perasaan saya selama ini mengalami tanggapan yang positif. Tapi, mengingat apa yang pernah dia lakukan, dan cara dia menyampaikan hal tersebut membuat saya berpikir, benar kah ? Apa hanya bercanda semata ?
Mungkin Tuhan masih mencintai saya, di tengah-tengah saya berpikir, beliau memberikan saya kenyataan satu per satu. Dia buka satu-persatu hal yang tidak saya ketahui. Di sisi lain saya berpikir, Tuhan sangat baik, benar dia membuat otak saya untuk berpikir dulu. Tapi di sisi lain, kenapa saya harus tau hal ini. Ini terlalu menyakitkan. Lain kali saya harus lebih berhati-hati dan belajar dari semua ini.
                                                                                                                    

“Mencintaimu adalah suatu kesulitan, tapi lebih sulit lagi menerima kenyataan bahwa saya mungkin menjadi prioritas terakhir dalam percintaanmu.... :) “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar