Minggu, 18 Januari 2015

Ketika Ibu Mulai Bertanya Calon Menantu

Kisah ini bermula ketika saya pertama kalinya membahas mengenai cinta-cintaan. Saya mulai membicarakan beberapa orang yang sedang dekat dengan saya akhir-akhir ini yang berpotensi menghasilkan suatu hubungan. Sepertinya ibu sangat tertarik mengenai cerita-cerita ini.


Beberapa minggu saya harus berpisah dengan beliau. Otomatis tak ada cerita-cerita lagi yang beliau dapat. Walaupun begitu hubungan lewat telfon terus terjalin beberapa kali. Beliau mulai menanyakan bagai mana orang ini dan itu. Seperti tahun baru kemarin, beliau dengan rasa penasaran yang tinggi menanyakan bagaimana malam tahun baru saya, apakah bersama ‘seseorang’, dan lain sebagainya. Disini saya mulai berpikir ‘apakah sebuah kesalahan bercerita masalah ini?’. Jujur saja saya mulai merasa terganggu dengan rasa penasaran ibu.

Suatu hari saat pulang ke rumah, tiba-tiba ibu bertanya ‘Yang itu bagaimana Ka?’ ‘Udah jadian belum?’ WHAAATTTTT ??? Tanpa basa-basi kenapa beliau langsung bertanya masalah itu. Kemajuan sangat pesat sekali. Sepertinya beliau telah membuka pemikiran beliau mengenai pacar untuk anaknya.

Saat dulu ibu menentang keras tentang segala hal yang bernama ‘pacaran’ sekarang sepertinya beliau seperti membiarkan saja jika anaknya ini akan pacaran. Disisi lain ketika dulu saya sangat ingin pacaran, sekarang saya sangat tidak menginginkan hal tersebut. Segala hal yang berkaitan dengan pacaran ataupun yang lainnya terlihat tidak menarik lagi untuk saya. Mungkin karena rasa penasaran saya sudah pernah terjawab. ‘enggak bu, saya bosan’ saya mengatakan hal itu terakhir kali ketika beliau mulai bertanya-tanya masalah ‘pacaran’ dan orang yang terkait di dalamnya. Mungkin ibu shock dengan ini ‘Bosan?’ kata ibu. Mungkin dengan jawaban saya ibu mulai khawatir tentang masa depan percintaan saya. Bisa jadi beliau takut jika saya kelak akan menjadi perawan tua atau sebagainya.

Ibu saya bilang, tidak apa-apa jika harus memiliki kekasih, karena memang sudah umurnya. Hellooo... apa ibu lupa jika ibu pernah bilang ‘akan lebih baik jika tidak berpacaran?’. Mom, you know what saya sudah memutuskan untuk hidup dengan kalimat itu, dan kenapa sekarang dirimu berubah pikiran???????

Saya juga pernah bilang, ‘biarlah adik dulu yang menikah, baru saya’ dan ibu menjawab ‘Ya ga bisa lah, masa adik duluan. Ya harusnya kamu. Kamu mau jadi perawan tua.’ Kenapa ibu bicara seperti itu? Konon jika seorang kakak dilangkahi adiknya dalam hal menikah, dia akan susah untuk menikah. Keluarga saya ada yang seperti itu, dan ibu saya semacam percaya gara-gara ada hal seperti ini. Dan itu cukup mengkhawatirkan. -_-

Saya berimajinasi, suatu saat umur saya telah 30 tahunan, adik saya kira-kira berusia 25 tahunan, adik saya telah memiliki seorang kekasih dan merencanakan akan pernikahan, sedangkan saya masih single dan menikmati pekerjaan saya. Di sisilain ibu dan bapak merindukan kehadiran cucu. Apa yang kira-kira akan beliau lakukan. Mempersilahkan adik saya yang menikah terlebih dahulu, atau memaksa saya untuk segera menikah agar adik saya bisa menikah? Hahaha ...

Dulu bapak pernah bercanda ‘Ka, kalau ada PNS yang datang kerumah dan melamar kamu, bapak akan langsung kasihkan kamu ke PNS itu’ kejadian ini sudah berlangsung lama. Beliau berbicara ketika saya masih di bangku SMP. Dulu saya sangat mempercayai dan terlalu menganggap serius perkataan ini. Maklum, saya masih kecil dan lugu-lugunya hehe. Walaupun itu hanya joke tapi serius, itu sangat menakutkan untuk saya. Di benak saya, PNS itu adalah orang yang tua dan berjenggot. Saya ga mau ! Sekarang saya berpikir, PNS itu gajinya kecil, jadi saya ga mau, hehe. Walaupun saya bukan tipe cewek  matrealistis, jujur saja, tapi dalam hal menikah dan berkeluarga, saya tidak menginginkan keturunan saya kekurangan suatu apapun. Selain itu, kenapa saya berpikir begini, karena orang tua saya seorang guru negri yang jika saya minta HP yang agak mahal, beliau menolak mengabulkan, dan beliau sering membicarakan masalah hutang, dan juga saya pernah melihat gaji beliau, dan saya menyadari gaji mereka sangat sedikit. Jadi saya agak heran kenapa teman-teman saya yang berorang tua guru, sangat mudah mendapatkan barang-barang canggih dengan sekali minta. Mungkin karena mereka sangat kaya.

Saya paham kenapa dulu bapak mengatakan hal ini, anak perempuan adalah anak yang akan diperhatikan dan dipertahankan oleh seorang ayah, beliau akan melindungi anaknya bagaimanapun caranya. Dan saya pikir joke dari bapak saya itu sebagai bentuk perlindungan untuk saya. Tapi, by the way saya masih kawatir mengenai kalimat beliau hahaha.  

Dari beberapa hal yang saya tau secara tidak sengaja, ibu sangat menginginkan menantu yang taat beragama. Itu menjadi beban batin buat saya. Hahaha... Saya bukan tipe cewek yang mengidolakan orang semacam itu. Oke terkadang mereka cukup terlihat keren, tapi terkadang mereka terlalu terlihat serius dan membosankan. Lagi pula saya akan terus-terusan merasa dipermalukan jika saya mendapatkan orang semacam ini dan itu cukup mengerikan. Haha ...

Kriteria bapak tak terdefinisikan. Beliau orangnya sangat cool dan cukup pendiam. Mungkin itulah kenapa beliau berjodoh dengan ibu saya yang cenderung banyak bicara. Mungkin inilah yang dinamakan jodoh. Bukan yang memiliki banyak persamaan, tapi saling melengkapi satu sama lain. Saya ingin yang seperti ini.

Saya pernah memiliki keinginan untuk tidak menikah. Tapi ini rasanya tidak mungkin diwujudkan. Pasti oarang tua saya akan sedih. Hal ini bukan karena saya pernah kecewa karena pria, tapi lebih kepada saya ingin terus mendapatkan kebebasan tanpa harus saya menjaga perasaan orang lain. Saya kurang begitu suka segala hal yang terlalu masuk kedalam kehidupan pribadi saya. Terlalu memberikan perhaatian kepada saya. You know, seperti seorang pasien yang sakit keras yang selalu dan selalu harus dipantau 24 jam. Kadang itu menyebalkan.

Umur saya masih 20 tahun, jika saya hidup di jaman nenek-kakek buyut saya, mungkin saya sudah terlalu tua untuk single. Tapi ini era modern, pacaran dan menikah bukanlah suatu hal yang penting lagi di pikiran saya. Saya masih terlalu muda, saya masih ingin bersenang-senang dengan kehidupan saya. Saya tidak ini membagi perhatian saya untuk orang baru yang bukan siapa-siapa saya, saya tidak ingin bentuk badan saya berubah setelah menikah, dan saya tidak ingin menghabiskan waktu saya untuk mengurus orang lain.


Untuk Ibu dan Bapak, jangan terlalu kawatir jika saya akan menjadi perawan tua, atau terlalu lama sendiri. Seperti yang pernah ibu katakan dulu, jodoh itu dekat tak perlu kamu mencarinya karena akan datang sendiri. Jadi, santai saja. Pasti saya akan menemukan kekasih saya, tapi tidak sekarang. Mungkin beberapa tahun kedepan saat saya telah menjadi orang yang pantas untuk jodoh saya. Jadi sabar saja. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar